THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 02 Januari 2012

Mengatasi Insomnia

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Diagnosa
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat untuk mendiagnosis berbagai gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit termasuk sindrom fase tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
  • Pola tidur penderita sakit jiwa
  • Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
  • Tingkatan stres psikis.
  • Riwayat medis.
  • Aktivitas fisik.
Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual.
Penyebab
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
  • Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
  • Bekerja pada malam hari.
  • Sering berubah-ubah jam kerja.
  • Penggunaan alkohol yang berlebihan.
  • Efek samping obat (kadang-kadang).
  • Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Gejala
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.
Pengobatan
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Durasi Tidur dan Kematian
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.
Ada 5 tips populer dari Psikolog Klinis dan Ahli Gangguan Tidur Amerika Serikat, Dr Michael J Breus PhD agar tidur Anda berkualitas :

1.Buat jam santai Anda sebelum tidur. Berhenti bekerja. Apapun pekerjaan Anda hari itu, tinggalkanlah. Lakukan sesuatu hal yang bisa membuat Anda bersantai, seperti mandi air hangat diselingi musik ringan, membaca bahan bacaan ringan, atau menonton TV jika memang dapat membuat Anda santai (hindari berita TV).
2.Pergi tidur dan bangun pada jam yang sama selama 7 hari.
3.Jadwalkan untuk berolahraga selama 30 menit dalam sehari selama seminggu. Anda bisa membagi-baginya dalam beberapa waktu dalam sehari. Misalnya, 10 menit jogging sebelum makan pagi, 10 menit pada saat makan siang, dan 10 menit pada waktu makan malam.
4.Hindari kafein setelah jam 2 siang. Jangan pula mengonsumsi minuman bersoda dan obat sakit kepala.
5.Lakukan relaksasi tubuh dan pikiran seperti meditasi, yoga, atau pijat relaksasi.

http://terselubung.blogspot.com/2011/10/5-cara-mengatasi-insomnia.html

Atau dengan membuat dari ramuan alami :

1. TEH PALA
Mengatasi gangguan tidur tidak perlu ke dokter, apalagi mengonsumsi obat penenang. Dari ranah tanaman ada beberapa tanaman yang bisa didayakan untuk menyamankan tidur Anda. Weiss E.A. dalam Essential Oil Crops Chapter 7: Myristicaceae (1997) menyebut, senyawa aromatik myristicin, elimicin, dan safrole sebesar 2 - 18% yang terdapat pada biji dan bunga pala bersifat merangsang tidur berkhayal (halusigenik) dengan dosis kurang dan 5 g. Jangan banyak-banyak sebab bila mengonsumsi sekitar 8 g (setara dengan dua biji) pala, akan berubah sifat menjadi narkotik yang berbahaya, bahkan bisa merenggut nyawa.
Di beberapa negara Eropa, biji pala di gunakan dalam porsi sedikit sebagai bumbu masakan daging dan sup. Fulinya (kulit pembungkus biji pala) lebih disukai digunakan dalam penyedap masakan, acar, dan kecap. Minyak yang mudah menguap dari biji, fuli, kulit, kayu, daun, dan bunga hasil sarinya sebagai oleoresins sering digunakan dalam industri pengawetan minuman ringan sampai alkohol dan kosmetik.
Minyak pala secara luas digunakan sebagai bahan penyedap pada produk makanan dengan dosis yang dianjurkan sekitar 0,08%. Minyak ini memiliki kemampuan mematikan serangga (insektisidal), antijamur (fungisidal), dan antibakteri. Sebagai obat, pala berkhasiat sebagai bahan perangsang (stimulan), mengeluarkan angin (karminatif), menciutkan selaput lendir atau pori-pori (astrinjen), dan meng atasi lemah syahwat (afrodisiak).
Pala (Myristica fragrans Houtt) termasuk tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan). Tumbuhan berbatang sedang dengan tinggi mencapai 18 m itu memiliki daun berbentuk bulat telur atau lonjong yang selalu hijau sepanjang tahun. Buahnya bulat berkulit kuning jika sudah tua, berdaging putih yang merupakan bahan manisan yang dikenal khas di Bogor. Bijinya berkulit tipis agak keras berwarna hitam kecokelatan yang dibungkus fuli berwarna merah padam. Isi bijinya putih, bila dikeringkan menjadi kecokelatan gelap dengan aroma khas mirip cengkih.
Pohon pala dapat tumbuh di daerah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari permukaan laut, beriklim lembab dan panas, curah hujan 2.000 - 3.500 mm tanpa mengalami periode musim kering secara nyata. Tanaman pala umumnya dibudidayakan di Kepulauan Maluku, khususnya Ambon dan Banda. Ditanam dalam skala kecil di kepulauan lainnya sekitar Banda, Manado, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Papua.
Per 100 g daging buah pala yang bisa dimakan kira-kira terkandung air 10 g, protein 7 g, lemak 33 g, minyak yang menguap dengan komponen utama mono terpene hydrocarbons (61 - 88% seperti alpha pinene, beta pinene, sabinene), asam monoterpenes (5 - 15%), aromatik eter (2 - 18% seperti myristicin, elemicin, safrole).
Sedangkan bunga pala dapat digunakan sebagai obat tidur dalam bentuk teh. Setiap 100 g bunga kira-kira mengandung air 16 g, lemak 22 g, minyak yang menguap 10 g, karbohidrat 48 g, fosfor 0,1 g, zat besi 13 mg. Warna merah dari fulinya adalah lycopene yang sama dengan warna merah pada tomat.
2.BIJI ADAS
Jika tiada pala, bolehlah mencoba biji adas. Tanaman yang yang memiliki nama ilmiah Foeniculum vulgare Miller ini termasuk keluarga Apiaceae (pegagan-pegaganan). Di Jawa dibudidayakan di daerah pegunungan seperti di Tengger yang buahnya dipanen sebagai bahan ramuan dengan kulit pulasari (Alyxia sp.) untuk memperbaiki aroma jamu dan bumbu penyedap masakan.
Adas termasuk tumbuhan perdu tahunan yang tingginya sampai 2 m. Batangnya beruas, berlubang, beralur dengan percabangan monopodial warna hijau keputihan. Daunnya majemuk, menyirip ganda, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 30 - 50 cm, lebar 15 - 25 cm, panjang pelepah 5 - 7 cm berwarna hijau muda sampai hijau.
Bunganya juga majemuk berbentuk payung, tumbuh di ujung batang, kelopak bentuk tabung, hijau, dan mahkota ada lima berwarna kuning. Buahnya berbentuk lonjong, beralur, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua hijau keabu-abuan.
Buahnya diketahui secara umum sebagai obat perangsang (stimulan), menguatkan lambung, peluruh dahak (ekspektoran), dan mengeluarkan angin (karminatif). Secara resmi telah digunakan pada industri farmasi. Di India daunnya digunakan sebagai obat peluruh kencing (diuretik), jus buahnya dapat memperbaiki penglihatan mata. Dalam pengobatan tradisional Cina, adas digunakan sebagai bahan obat radang lambung, hernia, gangguan pencernaan, luka usus, dan merangsang produksi susu (laktagoga). Di Jerman digunakan dalam pengobatan gangguan kejang akibat asam lambung dan peluruh dahak dalam bentuk sirup obat batuk anak-anak.
Menurut Bernath dkk. dalam journal of Essential Oil Research (1996) menyebutkan, buah adas mengandung minyak yang mudah menguap anetol di atas 70 - 80% pinen, fenchon, limonen, estragol, 14 - 22% protein, dan 12 - 18,5% lemak. Buahnya juga mengandung flavanoid dan stigmasterol sebagai antioksidan, antijamur, antibak ten, antivirus, dan bertindak sebagai penenang pada jaringan saraf yang berhubungan dengan kejiwaan (spasmolitik)
3.DAUN PENENANG
Di samping adas dan pala, terdapat putri malu yang bisa digunakan sebagai obat tradisional penderita insomnia. Tanaman dari keluarga Fabaceae (kacang-kacangan) ini memiliki sejumlah nama. Orang Jawa menyebutnya pis kucing, di Sunda dikenal sebagai jukud riyud, dan orang Papua memberi nama mat mat. Jenis ini mungkin berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah menyebar ke daerah tropis lainnya termasuk Asia Tenggara.
Baik di Indonesia, Malaysia, maupun Thailand digunakan secara tradisional untuk pengobatan insomnia. Di Vietnam daunnya sebagai obat tradisional untuk penenang, sehingga dihargai sebagai obat tidur penderita insomnia. Di India dan Thailand rebusan seluruh bagian tanaman untuk pengobatan penderita kencing berdarah. Di Brunei rebusan akarnya diminum penderita asma dan murus atau mencret. Rebusan yang sama di India digunakan sebagai pengobatan gangguan kencing dan lemah syahwat (afrodisiak).
Englert dkk. dalam Planta Medica menyebutkan, tanaman putri malu mengandung senyawa yang sensitif, yakni momosine, sebuah asam amino hasil biosintetik turunan dari lysine. Senyawa itu bersifat racun bagi beberapa binatang seperti babi, kelinci, dan binatang memamah biak.
Hasil eksperimen dengan menyuntikkan 10% sari daunnya berpengaruh menurunkan tekanan darah pada anjing yang sekaligus sebagai penenang (sedatif), antiradang, tidak melekatnya pembuahan telur pada rahim (anti implantasi), dan antiradang rematik. Hasil tes pada tikus memperlihatkan bertambahnya waktu tidur. Dapat menurunkan kadar gula tikus-tikus dengan kadar gula tinggi (diabetes) setelah memberikan pakan dua jam dan jangka maksimum setelah enam jam menunjukkan gejala normal.
Nah, buat Yanto tinggal pilih, mau pakai pala, adas, atau putri malu. Semoga tidak uring-uringan lagi hanya karena pergelaran Piala Dunia Jerman 2006 sudah berakhir. Jika dulu begadang, sekarang bisa tidur nyenyak.
4.MERAMU OBAT KANTUK
Buah pala segar (sebuah, kira-kira 20 g) dikupas kulitnya, dicuci lalu diparut. Hasilnya diseduh dengan air panas 1/2 gelas dan campurkan madu sesendok makan, aduk, diminum saat hangat-hangat kuku. Ramuan tadi untuk sekali minum dan sehari bisa minum 1 - 2 kali.
Biji pala kering dengan ukuran 1/4 - 3/4-nya (2 - 4 g) ditumbuk halus, seduh air panas 1/2 gelas, campurkan madu secukupnya. Aduk dan minum selagi hangat. Ramuan untuk sekali minum dan sehari silakan minum 1 — 2 kali.
Bunga pala kering sebanyak 1/2 - 1 sendok teh diseduh air panas 1/2 gelas, campurhan madu secukupnya, aduk, lalu minum hangat-hangat. Ramuan untuk sekali minum dan sehari boleh minum 1 - 2 kali.
Biji adas 3/4 sendok dicuci, ditumbuk sampai halus, seduh dengan air 1/2 gelas, campur dengan sesendok makan madu, aduk dan minum hangat-hangat. Ramuan untuk sekali minum dan sehari silakan minum 1 - 2 kali.
Daun putri malu segar, kira-kira segenggam (25 - 50 g) direbus dengan air 1 liter sehingga tinggal 1/2-nya. Campurhan madu secukupnya. Ramuan itu untuk diminum dua kali.


0 komentar: