Pengertian
dan definisi karangan
Pengertian dan
definisi karangan
– Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh
Pengertian
dan definisi karangan secara umum
- Karangan merupakan rangkaian hasil
pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur
- Karangan adalah tulisan yang
disusun berdasarkan cara berfikir yang logis
- Karangan adalah bentuk tulisan
yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan dalam kesatuan yang utuh
- Karangan adalah ungkapan pikiran
atau perasaan
Kerangka karangan
sangat menentukan bagus tidaknya hasil sebuah karangan karena dengan adanya
kerangka karangan, penulis bisa lebih terarah dan fokus dengan pokok pikiran
serta tema yang telah ditentukan karena fungsi dari kerangka karangan adalah
sebagai berikut:
a. Karangan Narasi
Narasi adalah wacana atau karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sehingga
pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan itu.
kunci:
• Ada urutan peristiwa atau kejadian/jalan cerita (plot).
• Ada tokoh-tokoh.
• Ada latar/seting (tempat, waktu, dan suasana).
Jenis Narasi
1) Narasi fiktif, yakni narasi yang bersifat imajinatif.. Narasi
semacam ini disebut narasi sugestif.
Contoh: cerpen, roman, dan novel.
Kunci:
• Bahasa cenderung figuratif dan konotatif.
• Menggugah imajinasi.
• Menyampaikan amanat secara tersirat.
Contoh:
Beberapa detik dia masih bersandar pada pintu dan menyalakan sebatang rokok. Di
atas tempat tidur sebelah kanan ada dua selimut yang agak bersih dan tampaknya
Rasur jerami baru diisi. Di sebelah kiri ada sebuah meja cuci: kerannya masih
baik, tetapi sumbatnya tidak ada lagi. Kaleng di sebelahnya sudah dibersihkan
dengan karbol sehingga tidak berbau. Tembok batu sebelah-menyebelah dibuat
begitu kuat supaya jangan kedengaran ketokan dari luar tetapi bagian-bagian
terobosan pipa-pipa pemanas dan selokan hanya didempul, sehingga suara menggema
juga. Lagi pula pipa pemanas itu sendiri rupa-rupanya memang rarut juga
menyalurkan suara. Jendela dibuat kira-kira setinggi mata.
Cerpen: Arthur Koestler, Gerhana Tengah Hari.
2) Narasi
nonfiktif, yakni narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual yang
benar-benar terjadi. Narasi semacam ini disebut narasi ekspositoris. Contoh:
biografi, autobiografi, laporan perjalanan, dan sebagainya. Kunci:
• Bahasa cenderung informatif dan denotatif.
• Menggugah penalaran.
Menyampaikan informasi untuk memperluas wawasan.
Contoh:
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta, 28
April 1949. la adalah seorang penyair terkenal yang dikenal dengan julukan “Si
Binatang Jalang.” Bersama dengan Asrul Sani dan Rival Apin, ia dinobatkan oleh
H.B. Jassin sebagai Pelopor .Angkatan ’45 dan Puisi Modern Indonesia.
Chairil Anwar meninggal dalam usia yang masih sangat muda karena penyakit TBC.
Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan
pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati
sebagai Hari Chairil Anwar (Biografi Chairil Anwar).
b.
Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang bertujuan untuk memberikan gambaran
sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yag
dideskripsikan. Kunci:
• Menggambarkan keadaan/sesuatu
• Objek yang dideskripsikan dapat berupa keindahan alam,
keindahan jasmani, watak, atau objek tertentu yang dapat diserap pancaindra.
Contoh:
Dilihat dari penampilannya, bunga rosela termasuk kategori tanaman hias.
Warnanya merah segar bak warna buah mahkota dewa yang sudah matang, Bentuknya
saja yang berbeda. Jika bunga mahkota dewa berbentuk bulat dan keras maka bunga
rosela dapat mekar seperti bunga cempaka. Ranting bunga rosela ini
panjang-panjang seperti ranting pohon kopi. Hampir di sepanjang rantingnya
berisi bunga berjajar. Sungguh taman kite akan menjadi lebih indah bila dihiasi
dengan bunga rosela.
c.
Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memaparkan atau
menjelaskan suatu hal atau objek. Kunci:
• Umumnya berapa ciri-ciri atau identifikasi suatu objek.
• Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan
menjelaskan kepada pembaca.
Contoh:
Dunia fotografi kini semakin diminati masyarakat. Untuk itu wajarlah jika kita
dengan mudah dapat melihat pameran fotografi, baik yang berskala kecil maupun
besar. Di Taman Impian Jaya Ancol, misalnya. Selama 24 Oktober sampai dengan 15
November 2009 akan diselenggarakan pameran fotografi bertema “Urbantopia”. Oleh
karena itu, fotografi yang dipamerkan berkaitan dengan bagaimana cara pandang
para fotografer dalam melihat masyarakat dan budaya urban saat ini. Semua itu
dikemas dalam bentuk foto-foto jurnalistik, salon, periklanan, dan sebagainya.
d.
Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca.
Kunci:
Memberikan alasan yang kuat dan meyakinkan.
• Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan
memengaruhi pembaca.
Contoh:
Sudah waktunya kini Indonesia harus memiliki undang-undang tentang kesehatan
yang berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS. Setidaknya perlu ada UU tentang
Narkoba untuk mengurangi pemakaian jarum suntik bergantian yang merupakan jalan
penularan virus HTV. Peran media massa dan swasta dalam memberikan informasi
tentang bahaya virus yang menyerang kekebalan tubuh ini juga sangat penting.
Jangan menganggap remeh hal ini. Dari hasil penelitian, jumlah mereka yang
positif terinfeksi HIV yang sekarang populer disebut dengan ODHA sudah mencapai
lebih dari 130.000 orang yang menyebar di berbagai kota di Indonesia.
*Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Reproduktif yaitu bahwa maksud yang ditulis oleh
penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca. Oleh karena itu,
tulisan ilmiah harus mempergunakan bahasa yang bermakna denotative agar
terdapat satu pemahaman makna antar penulis dan pembaca.
2. Tidak ambigu yaitu tidak bermakna ganda
akibat penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun
kalimat dengan subjek dan predikat yang
jelas.
3. Tidak emotif yaitu tidak melibatkan aspek
perasaan penulis. Hal – hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi
tambahan pendapat subjektif dan emosional penulisnya. Oleh karena itu, tulisan
ilmiah harus bersigat jelas, objektif, dan tidak berlebih-lebihan.
4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata,
kalimat, dan paragraf. Penulis harus mempergunakan bahasa dengan mengikuti
kaidah tata bahasa agar hasil tulisan tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca. Karya ilmiah
merupakan karya yang ditulis untuk dibaca semua orang dengan rentang waktu yang
tidak terbatas.
5. Penggunaan istilah keilmuan yaitu penulis
karya ilmiah harus mempergunakan istilah – istilah keilmuan bidang tertentu
sebagai bentuk penguasaan penulis terhadap ilmu tertentu yang yang tidak
dikuasai oleh penulis pada bidang ilmu yang lain. Istilah keilmuan dipergunakan
pula untuk mengkomunikasikan ilmu kepada pembaca sehingga dapat dipelajari atau
diteliti lebih lanjut.
6. Bersifat denotative yaitu penulis dalam
karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu
makna. Hal ini dilakukan untuk menjaga konsistensi tulisan, sehingga tidak
membingungkan pembaca.
7. Rasional yaitu penulis harus menonjolkan keruntutan
pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan.
8. Ada kohesi antar kalimat pada setiap paragraf
dan koherensi antar paragraf dalam setiap bab.
9. Bersifat straightforward atau langsung ke
sasaran. Tulisan ilmiah hendaknya tidak berbelit – belit, tetapi langsung ke penjelasan
atau paparan yang hendak disampaikan kepada pembaca.
10. Penggunaan kalimat efektif yaitu kalimat
itu padat berisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga makna yang
hendak disampaikan kepada pembaca tepat mencapai sasaran.
*Ciri
Ciri Karya Tulis Non-Ilmiah
1. Menyajikan fakta pribadi
yang sifatnya subjektif. Karya tulis ilmu pengetahuan yang non-ilmiah tidak
mengemukakan aplikasi hukum alam yang berlaku pada situasi yang spesifik. Karya
tulis ilmu pengetahuan yang non-ilmiah itu memuat praduga, emosi, prasangka,
perasaan, dan seterusnya. Kesemuanya adalah fakta pribadi, yang tidak dapat
diperiksan kebenarannya.
2. Usulan-usulan berupa
terkaan-terkaan dan mengharapkan efek seperti yang dikehendaki penulis.
3. Kadang-kadang kata-kata
yang dimuat sukar dikenali, dan alasan-alasan yang dikemukakan mendorong atau
mengajak pembaca untuk menarik kesimpulan seperti yang dikehendaki penulis.
4. Pandangan pandangan
penulis tidak didukung oleh fakta umum, dan memancing pertanyaan-pertanyaan
yang bernada keraguan.
5. Topiknya dapat bervariasi
tetapi semua informasi diperoleh dari apa yang dipikirkan seseorang.
6. Karya tulis ilmu
pengetahuan yang non-ilmiah itu umumnya berisi usulan usulan yang argumentatif.
Oleh karena karangan-karangan itu ditulis berdasar fakta pribadi, maka fakta
itu tidak mungkin berbicara sendiri.
7. Karya tulis yang
non-ilmiah itu bersifat persuasif, berisi kayakinan-keyakinan penulis yang
mendorong pembaca untuk mengubah pendapatnya melalui ajakan, padahal keyakinan
itu sendiri tidak ilmiah.
8. Karena penulis karya tulis
non-ilmiah itu bermotif mementingkan diri sendiri, maka penulis sering
melebih-lebihkan sesuatu.
Karya ilmiah
popular merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang
popular sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Menurut Gie (2002:
105), karangan ilmiah popular adalah semacam karangan ilmiah yang mencakup
*Ciri-ciri
karangan ilmiah yaitu menyajikan fakta-fakta secara:
1. Cermat
2. Jujur
3. Netral dan
4. Sistematis sedang pemaparannya jelas,
ringkas, dan tepat.
4.